Friday, March 14, 2014

Gadis bodoh dan bijak [cerita dan pengetahuan]

Gadis bodoh dan bijak.

Bersiaplah, artikel kali ini akan berisi cerita dan tulisan-tulisan.

Tentunya beberapa diantara kalian pernah mendengar cerita 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana.
Saya akan menceritakan ulang dan memberikan beberapa penafsiran yang menurut saya baik akan hal ini.
Cerita ini diberikan sebagai perumpamaan dengan maksud mengajar pendengar/pembaca dalam hal keselamatan dalam hidup.

Cerita :
Adalah 5 gadis bodoh dan 5 gadis bijaksana. Mereka ber 10 adalah mempelai yang memiliki pelita (sejenis lampu minyak) dan sedang menunggu mempelainya. Gadis-gadis bodoh membawa pelita tapi tidak membawa cadangan minyak, sedangkan gadis-gadis bijaksana membawa pelita dan cadangan minyak dalam buli-buli (sejenis kendi minyak) mereka.

Karena mempelai lama tidak datang-datang, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.

Waktu tengah malam terdengar orang berseru : "Mempelai datang ! Sambutlah dia!".

Gadis-gadis itu kemudian bangun semuanya dan membereskan pelita mereka.

Gadis bodoh berkata pada gadis bijaksana "Berikanlah kami sedikit dari minyakmu karena pelita kami hampir padam"

Tetapi jawab gadis bijaksana : "Tidak, nanti minyak tidak akan cukup untuk kami dan kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli disitu"

Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi membeli datanglah mempelai.

Gadis yang telah siap masuk bersama-sama dalam ruang perjamuan kawin lalu ditutuplah pintu.

Kemudian datang gadis yang lain dan berkata "Tuan, bukakanlah kami pintu!"

Tetapi ia menjawab "Aku tidak mengenal kamu."

----

Oke, cerita yang pendek ini cukup misterius bagi saya.
Beberapa dari kalian mungkin mengerti siapakah sang pemberi cerita tetapi kali ini saya akan membahas maksud cerita agar kita belajar dan mendapat pengetahuan.

Secara sederhana pelajaran yang saya dapat adalah :
-"Gadis2" dicerita bagaikan kita manusia, tiap kita pasti memiliki "pelita".
Entah itu kemampuan, sifat, atau apapun yang kita miliki dan dapat dilakukan.

-Suatu saat kita pasti akan "tertidur" yang dimaksud disini entah sedang lengah atau ketika lelah secara mental / fisik,
yang pasti hal ini pasti terjadi dan tidak dapat dihindari.

-"Waktu tengah malam" menggambarkan kesempatan selalu datang pada waktu yang tidak diduga-duga.
dan anehnya, kesempatan yang begitu penting yang digambarkan sebagai "perjamuan kawin" selalu datang ketika kita tidak memiliki "minyak" untuk membakar pelita.

-Sampai ketika kita meminta "minyak" pada orang yang masih memiliki, tentunya mereka memiliki hak untuk menolak.
Apakah suatu hal yang salah jika mereka memilih untuk tidak memberi ? Pertanyaan ini terngiang-ngiang dikepala saya dalam waktu yang lama.
Jika "minyak" berlebih tidak ada salahnya memberi.
Tetapi kasus disini adalah minyak yang dibawa dalam porsi yang cukup untuk diri sendiri.

-Arti perumpamaan "minyak" disini yang saya dapat cukup beragam.
Misalkan jika minyak adalah "kemampuan menggambar", apakah kita dapat memberinya pada orang lain yang saat itu lebih membutuhkan ketika ada kesempatan pekerjaan datang ? Tentu tidak. Dalam kasus "minyak = menggambar" terdapat banyak alasan seperti menggambar membutuhkan waktu, tidak semua orang dapat menggambar, otak logika/perasaan ingin menggambar pun hati tidak bekerjasama sehingga hanya panas di-awal.

Lain halnya jika minyak adalah uang, mungkin ada orang yang berlebih. Tetapi apakah memberi uang dapat langsung memecahkan masalah ? bisa ya dan bisa tidak.

Cukup banyak percabangan jika kita ber andai-andai. Mari kita lanjutkan.

-Akhirnya karena ketiadaan "minyak" sebagian gadis terpaksa pergi "membeli". Sementara ketika membeli, sebagian gadis lain masuk ke perjamuan kawin.
Ya, kita mengetahui hal ini. Banyak diantara kita termasuk saya ketinggalan kesempatan ketika kita "membeli". Saya contohkan diri saya :
Ketika temen sepekerja saya memiliki telah memiliki cukup uang untuk membuka usaha, saya masih mencari uang.
Ketika teman saya mengambil kesempatan kerja, saya masih menajamkan kemampuan.

-Dan di akhir-cerita gadis yang membeli telah kembali dan ingin masuk, mereka mengetuk pintu sambil berteriak.
Tetapi apa daya pintu telah ditutup. Mereka melewatkan kesempatan begitu penting yang digambarkan "perjamuan kawin".

----

Oke, cerita ini sederhana sekali.
Pasti banyak diantara kita mengerti maksud cerita ini dan mungkin pernah mengalaminya.
Satu pelajaran yang dapat dipetik adalah kita harus selalu siap.

Saya berpikir dan berpikir, ini adalah cerita sederhana yang mengajar kita. Poin penting terletak pada "siap".
Kata siap atau ready dalam penerapan hidup memiliki arti yang sangat luas.
"Siap" untuk apa ? apa yang harus dipersiapkan ? mengapa harus dipersiapkan ?
Ada 1 kata lagi yang bersarang yaitu "bijaksana". Mengapa gadis bijak disebut bijak ?
Apa yang dimaksud buli-buli minyak ?
Setelah lama cerita ini bersarang dipikiran saya, suatu hari saya berpikir2 sampai ketiduran dan lengkaplah cerita ini.

----

Sepotong cerita diatas akan terasa lengkap jika cerita menjadi seperti ini :

Sebelum pergi menunggu mempelai 10 gadis-gadis sedang bersiap2.

Gadis bijak berkata : "Kita akan menunggu mempelai datang sambil menyalakan pelita, mari kita menyiapkan minyak agar pelita tidak mati"

dan mengapa gadis bodoh pada cerita diatas disebut bodoh ?

Satu jawaban yang terlintas, mereka telah mengetahui fakta yang diketahui gadis bijak dan mengetahui fakta untuk menyiapkan minyak, tetapi tidak melakukannya.

----

Ini adalah cerita singkat dari alkitab Matius 25.
Saya sangat berharap pengetahuan diatas dimengerti dan diterapkan oleh pembaca.

No comments:

Post a Comment