Tuesday, July 14, 2015

Kalau judge-ing memang benar, maka...

Judge-ing, itulah fenomena yang sedang ngetrend di internet sekarang. Entah kenapa di zaman internet yang serba terkoneksi ini mudah sekali untuk menghakimi orang berdasarkan sebuah fakta yang terlihat tanpa memperdulikan fakta dibelakangnya. Memang sebuah fakta itu menyatakan kebenaran dan memang mudah sekali untuk mengambil kesimpulan singkat dari apa yang baru saja kita pahami. Hanya dengan pengetahuan seadanya yang kita miliki, paparan fakta baru memang sangat mengundang pengambilan kesimpulan. Bukankah itu hal yang menarik, dan kalau hal itu benar ada kepuasan tersendiri, kita bagai diangkat sedikit derajat nya karena hal itu, kan apa yang kita katakan terbukti benar.



Tapi ada kenyataan lain bahwa orang yang ada dibalik fakta itu adalah manusia dan manusia itu memiliki perasaan, ego, logika dan banyak rahasia. Selalu ada banyak fakta lain dibalik fakta yang ada. Proses pengambilan kesimpulan memang benar dilakukan jika bersangkutan dengan percobaan dan ilmu pengetahuan tapi manusia bukan sekumpulan aturan pasti yang masih belum kita mengerti. Manusia itu dinamis, berubah-ubah. Tuhan berkata kita harus mengasihi sesama manusia, proses mengasihi butuh pengertian dalam waktu lama sepanjang hidup sampai kita mati.

Dan ada perintah lain, sebaris kalimat yang bertuliskan "Jangan menghakimi". Apa yang terjadi kalau kita menghakimi sendiri. Ada banyak cabang sekenario dikepala saya tapi yang teratas adalah kita membunuh hati mereka. Manusia itu dinamis, ada banyak cabang masa depan termasuk ke arah yang baik. Kita men-judge seseorang apalagi tentang hal yang buruk, memberi label besar diatas kepala mereka, lubang luka emosi besar di hati mereka. Secepat apa manusia bisa move-on dari hal itu ?. Luka perasaan kecil personala saja butuh berbulan2 untuk bisa move on, apalagi label besar di social media.

Membunuh hati sama seperti menjatuhkan hukuman mati untuk masa depan. Hal ini terdengar sederhana dan kurang bermakna dibanding handphone mahal, TV besar, rumah & mobil mewah, internet cepat, figure cantik, speaker bagus, berkata2 kotor, mengumpat, penghakiman, pelampiasan amarah dan dengki. Benda2 mahal dan melampiaskan perasaan buruk memberi memberi kepuasan sesaat. Tapi masa depan yang baik bisa dinikmati bertahun2. One years of good future. Ada banyak manusia mau menukar uang untuk itu. Dan yang saya heran, 2 kalimat sebelum ini hanya terdengar bagai angan2 bagi saya, tidak ada artinya. Sementara saya sendiri benar2 mengerti arti barang2 mahal dan pelampiasan emosi.



Hal yang baik dan buruk memang selalu menjadi keputusan, tapi manusia entah kenapa tidak dapat melihatnya. Entah kenapa kita tidak dapat melihat enaknya menjadi orang tidak menghakimi, enaknya menjadi orang yang bertanya dahulu sebelum berkesimpulan, enaknya hidup damai, enaknya belajar dan menikmati pengetahuan, enaknya jadi orang jujur, enaknya kesetiaan, enaknya menghormati orang tua, enaknya tidak menginginkan barang sesama manusia, enaknya tidak mencuri dan memperjuangkan barang yang kita mau. Tetapi kita lebih terpapar pada barang2 mewah, pakaian, makanan, kecantikan, seks, selalu menuruti nafsu, candu hubungan manusia, candu porno, candu pamer, candu iri.

Kadangkala hal yang damai disalahartikan dengan "boring" dan "dull". Tidak "cool". Saking jarangnya kita memperjuangkan hal yang damai dan baik sampai2 kita lebih mengerti perasaan mengejar nafsu dan barang. Tapi memang kenyataanya hal itu ada disekitar kita, dan hal yang baik juga ada disekitar kita. Kita lebih tahu kalau penghakiman sementara akan membuat terlihat keren dan memberi kepuasan, berbohong akan membuat terhindar dari masalah, mencuri akan memberi barang2 mahal, kesombongan akan meninggikan kita. Mungkin kita sudah gila sampai logika kita menghitung hal baik muncul dari pohon yang buruk. Tapi sebaliknya apa yang akan diberi pohon yang baik seperti kesabaran ? kerendahan hati ? kejujuran ? kesetiaan ? menghormati orang tua ? tidak menuruti nafsu ? mengasihi manusia ?. 1 Tahun saja, 1% dari 100 tahun kita lakukan hal yang baik.

Mungkin kita harus lebih mengerti sesama manusia lebih lagi. Mengetahui cara mengasihi manusia. Belajar dari buah perbuatan kita. Dan kalau semua berakhir buruk ? apakah hal yang buruk bisa berbuah dari pohon yang baik ? Tuhan memberi rencana buruk bagi manusia ciptaan kesayangannya ? Cobalah pikir lagi, apakah malah kita yang menyakiti hatinya ? Tangan Tuhan kah yang menghajar kita seperti ayah menghajar anaknya atau Tuhan sudah pasrah dan menyerahkan kita ke penyiksa2-Nya ? Sudahkah kita minta ampun pada manusia dan Tuhan sendiri ? dan bertanya pada mereka seperti apakah hal yang baik dilakukan ?

Saturday, June 27, 2015

Cara memang penting, tapi...

80%, entah kenapa angka 80% itu terdengar aneh. Dulu saya pernah baca artikel katanya 20% manusia memiliki hampir 80% uang didunia. Itu berarti 80% manusia sisanya berebut hanya 20% uang. Adalagi artikel berkata dari 80% pemikiran manusia hanya 20% yang tercapai. Atau dalam sebuah pekerjaan, pemikiran hanya menyumbang 20% hasil sementara 80% nya adalah action.



Entah darimana angka 20-80 itu didapat, mengapa tidak 50-50 atau 10-90 atau 12-98. Ada 1 hal yang saya selalu heran tiap project yang dikerjakan selalu berhenti entah di 20% atau 80%.

biasanya 20% ketika kita memulai pekerjaan dengan semangat2 nya, panas2 tahi ayam / kucing. Project dimulai dengan ide luar biasa, semangat menggebu2, pekerjaan selesai dengan begitu cepat, canda tawa, pengalaman emosi luar biasa, wow. Tetapi tiba2 semuanya lenyap tanpa bekas. Eh, loh. Tapi ini kisah nyata dan selalu terjadi dimana2.

80% lain lagi. Project dimulai dengan pemikiran matang, sendiri atau berkelompok. Ide demi ide dipilih dan akhirnya project berjalan. Semua berjalan dengan baik sampai akhirnya dititik 79% terjadilah kepala diisi pemikiran2 insekuriti terhadap project sendiri. Ini pasti jelek, hasilnya pasti tidak bagus, terlalu banyak perubahan sampai2 tidak ada akhirnya, kemalasan tiba2 menyerang, ide2 tiba2 tidak muncul, anggota hilang secara misterius (mungkin ditemukan sudah tidak bernyawa).

Saya yakin banyak manusia juga mengalami peristiwa yang sama. Mungkin karena inilah orangtua kita selalu menyuruh menghabiskan makanan. Semakin bertambah umur manusia semakin terpapar hal yang tidak diketahui dan gangguan2. Respon kita sangat bervariasi.

Diujung sebuah project adalah hasil. Apapun hasilnya dan apapun respon orang2 terhadap hasil satu hal yang pasti adalah kita telah mengukir sejarah dalam hidup, life achievement. Seolah mendapat 1 poin dalam kehidupan. Mungkin inilah yang namanya nilai kehidupan. Perasaan yang baru dimengerti ketika hasil itu ada dan selesai. Pantas saja dulu saya bingung arti kata2 "nilai kehidupan".

Menyelesaikan sesuatu hanya karena apa yang ada di ujung saja bukanlah sesuatu yang baik. Project2 dalam kehidupan sangat bervariasi dan penuh ketidakmengertian, sangat berbeda dengan menghabiskan makanan. Semakin bertambah umur seseorang akan tahu hal baik yang ada di awal, proses, akhir dan respon luar. Sebuah totalitas.

Dengan berakhirnya paragraf diatas saya putuskan ini menjadi paragraf terakhir. Pemikiran sudah tertuang, saya memang bingung mau menulis kata berikutnya tapi segini saja saya puas. Dari seluruh blog saya, mungkin ini masuk 50% menuju 80%. Saya telah mengalami 20% di artikel yang jauuh sekali di tahun 2010. Menoleh kebelakang lagi artikel saya hanya 13. Kadang 1 tahun hanya 7 atau tidak ada samasekali. Semoga ini bukan artikel terakhir.

Tuesday, June 2, 2015

Penyesalan.

Kadangkala ketika menulis kita bertemu sebuah halangan, halangan yang dapat menjadi alasan kuat sehingga kita tidak meneruskan tulisan.



Entah kenapa kita merasa sungguh-sungguh susah untuk melanjutkan tulisan. Mungkin karakter yang tidak hidup, tidak ada ide lanjutan cerita, semangat kita habis, mood kita jelek, hasil yang menjadi tidak bagus, ada hal lain yang lebih menarik perhatian, timing tidak cocok, tiba2 teman datang, tiba2 ada urusan penting, entah perasaan apapun itu mungkin hanya perasaan atau memang realita, padahal secara teknikal kita hanya tinggal mengetik untuk menulis. Kita mengorbankan beberapa jam dari 80 tahun hidup kita, beberapa kalori untuk berpikir, sedikit perasaan, sedikit gerakan jari. Hanya perbedaan hal yang dilakukan dan menghabiskan waktu yang sama.

Jelek atau bagus pun sebuah tulisan, cocok atau tidak pun, karakter menjadi lebih hidup atau tidak, kata2 yang dipilih cocok atau tidak, kalau kita memutuskan untuk terus maka cerita akan terus berjalan dan suatu saat akan menjadi cerita utuh.

Tetapi entah kenapa suliiiit sekali untuk meneruskan tulisan ini.

Tidak habis pikir kenapa kita dapat dihalangi otak kita sendiri, hasil percikan zat2 kimia dari otak sendiri padahal jelas2 manusianya ingin melanjutkan dan tampaknya ini juga dialami oleh banyak orang, dalam banyak hal. Tidak hanya dalam satu hal. Kita tidak sendirian.

Kadangkala terpikir apa sih yang ada dibalik pintu halangan ini ? Pintu yang secara teknikal keputusan hanya memakan waktu beberapa mili detik saja tetapi menjadi beberapa jam, hari, bulan atau malah menghentikan hal yang sedang berjalan, pembunuh proses penyaluran ide, perasaan, pemikiran ke realita, realisasi.

Apa sih yang ada dibalik pintu ini ? Apa sih tujuan Tuhan memberi manusia halangan ini ? Kuasa yang begitu kuat sampai2 manusia dibuat bisa menghentikan hal yang sedang dikerjakan.

Apakah perasaan halangan ini yang malah benar ? Sama seperti perasaan buruk ketika kita melakukan sesuatu. Kita dihalangi melakukan sesuatu karena ada suatu hal yang lebih baik ? ada takdir yang lebih penting ? ada cabang keputusan hidup yang lebih memberi arti/berkualitas dalam hidup kita. Atau kata2 barusan hanya untuk menghibur diri sendiri ?. Lucunya ini terus terjadi dan terjadi, berulang-ulang terjadi. Mungkin ini terlalu skeptis.

Tetapi, apa sih ? APA yang ada dibalik pintu halangan ini ? Apakah pintu ini begitu pentingnya tidak boleh dilewati sehingga perasaan yang menghalangi muncul dengan begitu kuatnya ? Atau ternyata kita sedang dalam persimpangan takdir yang sangat besar.

Kadang kita manusia malah melakukan hal lain, hal2 yang mungkin kita benci. Hal yang mungkin tidak kita sukai atau mungkin kita rasakan this is not good but it'ok, atau this is another good thing to do. Waktu kita sendiri, kita korbankan untuk hal yang kita benci bahkan kadang tidak untuk hal yang kita cintai. Ironis sekali. Dan suatu hari ketika kita telah memukul diri dan mengikuti waktu tanpa melewati halangan itu... Ada sisa pada ingatan perasaan kita, seolah2 diri kita yang masih bersemangat mengerjakan sesuatu itu menoleh ke kita dan kadang kala...



Mengapa diri kita yang sekarang menoleh kebelakang



dan bertanya pada diri kita saat itu :



"Apa yang terjadi kalau aku menyelesaikan hal itu ?"

Saturday, January 17, 2015

Selamat tahun baru 2015

Selamat tahun baru 2015.



Banyak yang terjadi di tahun 2014, tak terasa sekarang sudah memasuki 2015.
Hmm...
2014 adalah tahun perubahan besar dan saya merasa diubahkan dari dalam tapi secara fisik dari luar sih tidak terlalu berubah. Pelajaran sederhana yang bisa saya ambil di tahun sebelumnya adalah walaupun banyak hal terjadi baik itu hal baik atau buruk, nilai2 penting yang selalu saya pegang dalam keadaan apapun sekarang banyak berubah. Hal2 sederhana seperti kekeluargaan, persahabatan, semangat dalam berpikir hal2 menarik (kreativitas), berkomunikasi dengan Tuhan tidak secara literal; memiliki pengaruh yang luar biasa dalam menghadapi sebuah masalah.

Ketika masalah pekerjaan terjadi membuat darah mengalir lebih cepat dan kadang sampai ke ubun2, hal2 sederhana diatas kadang mengingatkan dan mengarahkan pada keputusan yang lebih baik. Saya yakin hal ini tidak hanya berpengaruh pada keputusan jangka pendek, tetapi juga ke keputusan hidup jangka panjang yang lebih baik. Memang sih, siapa yang tahu apa yang akan terjadi 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun kedepan tetapi kita hanya manusia, setitik eksistensi di waktu yang terus berjalan. Apalagi hal indah yang dapat manusia lakukan selain berharap yang baik datang dan melakukannya dengan baik.

Mungkin tanpa kekeluargaan, persahabatan dan yang saya sebutkan di atas, kita manusia tetap dapat mencapai hal besar dalam hidup tapi alangkah baiknya kalau sepulang saya bekerja ketika sedang lelah2nya saya tahu kalau keluarga akan menyambut dengan hangat atau ada teman yang mengajak makan malam.



Ah, soal keputusan jangka panjang. Saya inget sebuah kejadian di bulan 10 atau awal bulan 11, saya tidak terlalu ingat pastinya tapi kejadiannya seperti ini : suatu hari saya bertanya ke teman "kamu kalo ada project visual novel mau ikut ga ?" dan dia menjawab "mau !", dan saya menjawab "aku ada ide ini.". Setelah ngobrol singkat akhirnya dimulailah project kecil itu. Siapa yang menyangka sekarang 3 bulan kemudian project itu menjadi sebuah novel sederhana. Saya sendiri gak habis pikir. Ada begitu banyak project gagal yang saya kerjakan, apa yang membuat percakapan saya dengan dia itu berbeda sehingga sekarang buahnya berbeda ?. (Saya sangat berterimakasih untuk teman bicara saya saat itu.)

Benar2 misterius untuk saya tapi saya memang merasa ada hal yang beda, ada dasar yang kuat, pijakan yang solid saya rasakan ketika pembicaraan itu terjadi dan keinginan untuk mendapatkan hal solid itu lagi terasa sangat kuat. Aneh sekali, ada sesuatu yang mirip perasaan tapi kelihatannya bukan hanya itu. insting ?. yah, apapun itu saya merasa sangat bersyukur. Ada benarnya kata2 pembuat animasi Kung Fu Panda ke animator2 pemula "Ada banyak animasi yang dibuat, kebanyakan diantaranya adalah gumpalan lumpur. Mungkin lama atau cepat, suatu hari akan ada permata seperti Kung Fu Panda."

Saya mulai mengerjakan sesuatu dengan mengejar perasaan yang sama, atau kurang lebih dengan beberapa faktor yang sama.



Ada satu hal yang saya heran ketika saya membaca dan ingin membuat cerita dan juga sering terjadi di dunia nyata. Setiap cerita yang menurut saya keren selalu dimulai dari sebuah hal kecil yang kemudian berubah menjadi hal sangat besar. Perang besar yang dimulai karena ingin merebut sebuah cincin, sebuah bangsa besar dimulai dari istri yang sangat setia pada mertuanya, seorang anak robot kecil lemah yang tahu2 dimasa depannya menjadi petarung luar biasa. Saya jadi mengingat pepatah China "hari ini mencuri jarum, dikemudian hari bisa saja mencuri emas." mungkin konotasinya negatif tapi juga dapati diaplikasikan ke hal baik.

Maksud saya, apa sih yang benar2 membedakan hal kecil atau besar itu ? programmer kecil dan programmer yang mungkin ada di Microsoft atau Google, game developer indie dan game developer di studio game kelas AAA. Apa yang benar2 membedakan itu ? lebih menjangkau lebih banyak manusia ? lebih terkenal ? lebih dipercaya ? lebih cepat ? lebih berkualitas ? kualitas seperti apa yang dikejar ?. Apa yang membuat manusia dari sisi kiri bisa ke sisi kanan itu tadi ? pemimpinnya ? visi mreka ? inovasi tiada henti ? Kalau itu semua sudah dikerjakan mengapa ada saja yang tidak berhasil karena pasar tidak menginginkan hal itu. Bagaimana cara mendaki dengan baik dari kecil itu ke besar ?



Ah, saya mungkin terlalu banyak berpikir.

Akhir2nya memang sih kesempatan tiap manusia berbeda, tiap hal yang terjadi memang tidak ada jalan keluar pasti seperti rumus matematika tetapi harus dinilai per kasusnya dengan tetap memegang mana yang baik dan yang buruk. Saya tahu kalau apa yang dikerjakan manusia ini tidak sia-sia, sesuatu dibangun atas dasar sesuatu yang lain. Kalau dasarnya baik sebuah bangunan dapat menjulang tinggi dan menjadi pencakar langit. Selesaikan 1 per 1. Kadang kala kepercayaan diri lah yang menjadi batas sebuah karya tidak dikenal menjadi terkenal atau bahkan sangat terkenal, atau sebuah masalah yang berhari-hari karena kita tidak meluangkan waktu belajar 2-3 jam.



Semoga pembaca menikmati tulisan saya yang kali ini lumayan banyak berpikirnya.
Enjoi.