Kadangkala ketika menulis kita bertemu sebuah halangan, halangan yang dapat menjadi alasan kuat sehingga kita tidak meneruskan tulisan.
Entah kenapa kita merasa sungguh-sungguh susah untuk melanjutkan tulisan. Mungkin karakter yang tidak hidup, tidak ada ide lanjutan cerita, semangat kita habis, mood kita jelek, hasil yang menjadi tidak bagus, ada hal lain yang lebih menarik perhatian, timing tidak cocok, tiba2 teman datang, tiba2 ada urusan penting, entah perasaan apapun itu mungkin hanya perasaan atau memang realita, padahal secara teknikal kita hanya tinggal mengetik untuk menulis. Kita mengorbankan beberapa jam dari 80 tahun hidup kita, beberapa kalori untuk berpikir, sedikit perasaan, sedikit gerakan jari. Hanya perbedaan hal yang dilakukan dan menghabiskan waktu yang sama.
Jelek atau bagus pun sebuah tulisan, cocok atau tidak pun, karakter menjadi lebih hidup atau tidak, kata2 yang dipilih cocok atau tidak, kalau kita memutuskan untuk terus maka cerita akan terus berjalan dan suatu saat akan menjadi cerita utuh.
Tetapi entah kenapa suliiiit sekali untuk meneruskan tulisan ini.
Tidak habis pikir kenapa kita dapat dihalangi otak kita sendiri, hasil percikan zat2 kimia dari otak sendiri padahal jelas2 manusianya ingin melanjutkan dan tampaknya ini juga dialami oleh banyak orang, dalam banyak hal. Tidak hanya dalam satu hal. Kita tidak sendirian.
Kadangkala terpikir apa sih yang ada dibalik pintu halangan ini ? Pintu yang secara teknikal keputusan hanya memakan waktu beberapa mili detik saja tetapi menjadi beberapa jam, hari, bulan atau malah menghentikan hal yang sedang berjalan, pembunuh proses penyaluran ide, perasaan, pemikiran ke realita, realisasi.
Apa sih yang ada dibalik pintu ini ? Apa sih tujuan Tuhan memberi manusia halangan ini ? Kuasa yang begitu kuat sampai2 manusia dibuat bisa menghentikan hal yang sedang dikerjakan.
Apakah perasaan halangan ini yang malah benar ? Sama seperti perasaan buruk ketika kita melakukan sesuatu. Kita dihalangi melakukan sesuatu karena ada suatu hal yang lebih baik ? ada takdir yang lebih penting ? ada cabang keputusan hidup yang lebih memberi arti/berkualitas dalam hidup kita. Atau kata2 barusan hanya untuk menghibur diri sendiri ?. Lucunya ini terus terjadi dan terjadi, berulang-ulang terjadi. Mungkin ini terlalu skeptis.
Tetapi, apa sih ? APA yang ada dibalik pintu halangan ini ? Apakah pintu ini begitu pentingnya tidak boleh dilewati sehingga perasaan yang menghalangi muncul dengan begitu kuatnya ? Atau ternyata kita sedang dalam persimpangan takdir yang sangat besar.
Kadang kita manusia malah melakukan hal lain, hal2 yang mungkin kita benci. Hal yang mungkin tidak kita sukai atau mungkin kita rasakan this is not good but it'ok, atau this is another good thing to do. Waktu kita sendiri, kita korbankan untuk hal yang kita benci bahkan kadang tidak untuk hal yang kita cintai. Ironis sekali. Dan suatu hari ketika kita telah memukul diri dan mengikuti waktu tanpa melewati halangan itu... Ada sisa pada ingatan perasaan kita, seolah2 diri kita yang masih bersemangat mengerjakan sesuatu itu menoleh ke kita dan kadang kala...
Mengapa diri kita yang sekarang menoleh kebelakang
dan bertanya pada diri kita saat itu :
"Apa yang terjadi kalau aku menyelesaikan hal itu ?"
No comments:
Post a Comment