Saturday, June 27, 2015

Cara memang penting, tapi...

80%, entah kenapa angka 80% itu terdengar aneh. Dulu saya pernah baca artikel katanya 20% manusia memiliki hampir 80% uang didunia. Itu berarti 80% manusia sisanya berebut hanya 20% uang. Adalagi artikel berkata dari 80% pemikiran manusia hanya 20% yang tercapai. Atau dalam sebuah pekerjaan, pemikiran hanya menyumbang 20% hasil sementara 80% nya adalah action.



Entah darimana angka 20-80 itu didapat, mengapa tidak 50-50 atau 10-90 atau 12-98. Ada 1 hal yang saya selalu heran tiap project yang dikerjakan selalu berhenti entah di 20% atau 80%.

biasanya 20% ketika kita memulai pekerjaan dengan semangat2 nya, panas2 tahi ayam / kucing. Project dimulai dengan ide luar biasa, semangat menggebu2, pekerjaan selesai dengan begitu cepat, canda tawa, pengalaman emosi luar biasa, wow. Tetapi tiba2 semuanya lenyap tanpa bekas. Eh, loh. Tapi ini kisah nyata dan selalu terjadi dimana2.

80% lain lagi. Project dimulai dengan pemikiran matang, sendiri atau berkelompok. Ide demi ide dipilih dan akhirnya project berjalan. Semua berjalan dengan baik sampai akhirnya dititik 79% terjadilah kepala diisi pemikiran2 insekuriti terhadap project sendiri. Ini pasti jelek, hasilnya pasti tidak bagus, terlalu banyak perubahan sampai2 tidak ada akhirnya, kemalasan tiba2 menyerang, ide2 tiba2 tidak muncul, anggota hilang secara misterius (mungkin ditemukan sudah tidak bernyawa).

Saya yakin banyak manusia juga mengalami peristiwa yang sama. Mungkin karena inilah orangtua kita selalu menyuruh menghabiskan makanan. Semakin bertambah umur manusia semakin terpapar hal yang tidak diketahui dan gangguan2. Respon kita sangat bervariasi.

Diujung sebuah project adalah hasil. Apapun hasilnya dan apapun respon orang2 terhadap hasil satu hal yang pasti adalah kita telah mengukir sejarah dalam hidup, life achievement. Seolah mendapat 1 poin dalam kehidupan. Mungkin inilah yang namanya nilai kehidupan. Perasaan yang baru dimengerti ketika hasil itu ada dan selesai. Pantas saja dulu saya bingung arti kata2 "nilai kehidupan".

Menyelesaikan sesuatu hanya karena apa yang ada di ujung saja bukanlah sesuatu yang baik. Project2 dalam kehidupan sangat bervariasi dan penuh ketidakmengertian, sangat berbeda dengan menghabiskan makanan. Semakin bertambah umur seseorang akan tahu hal baik yang ada di awal, proses, akhir dan respon luar. Sebuah totalitas.

Dengan berakhirnya paragraf diatas saya putuskan ini menjadi paragraf terakhir. Pemikiran sudah tertuang, saya memang bingung mau menulis kata berikutnya tapi segini saja saya puas. Dari seluruh blog saya, mungkin ini masuk 50% menuju 80%. Saya telah mengalami 20% di artikel yang jauuh sekali di tahun 2010. Menoleh kebelakang lagi artikel saya hanya 13. Kadang 1 tahun hanya 7 atau tidak ada samasekali. Semoga ini bukan artikel terakhir.

Tuesday, June 2, 2015

Penyesalan.

Kadangkala ketika menulis kita bertemu sebuah halangan, halangan yang dapat menjadi alasan kuat sehingga kita tidak meneruskan tulisan.



Entah kenapa kita merasa sungguh-sungguh susah untuk melanjutkan tulisan. Mungkin karakter yang tidak hidup, tidak ada ide lanjutan cerita, semangat kita habis, mood kita jelek, hasil yang menjadi tidak bagus, ada hal lain yang lebih menarik perhatian, timing tidak cocok, tiba2 teman datang, tiba2 ada urusan penting, entah perasaan apapun itu mungkin hanya perasaan atau memang realita, padahal secara teknikal kita hanya tinggal mengetik untuk menulis. Kita mengorbankan beberapa jam dari 80 tahun hidup kita, beberapa kalori untuk berpikir, sedikit perasaan, sedikit gerakan jari. Hanya perbedaan hal yang dilakukan dan menghabiskan waktu yang sama.

Jelek atau bagus pun sebuah tulisan, cocok atau tidak pun, karakter menjadi lebih hidup atau tidak, kata2 yang dipilih cocok atau tidak, kalau kita memutuskan untuk terus maka cerita akan terus berjalan dan suatu saat akan menjadi cerita utuh.

Tetapi entah kenapa suliiiit sekali untuk meneruskan tulisan ini.

Tidak habis pikir kenapa kita dapat dihalangi otak kita sendiri, hasil percikan zat2 kimia dari otak sendiri padahal jelas2 manusianya ingin melanjutkan dan tampaknya ini juga dialami oleh banyak orang, dalam banyak hal. Tidak hanya dalam satu hal. Kita tidak sendirian.

Kadangkala terpikir apa sih yang ada dibalik pintu halangan ini ? Pintu yang secara teknikal keputusan hanya memakan waktu beberapa mili detik saja tetapi menjadi beberapa jam, hari, bulan atau malah menghentikan hal yang sedang berjalan, pembunuh proses penyaluran ide, perasaan, pemikiran ke realita, realisasi.

Apa sih yang ada dibalik pintu ini ? Apa sih tujuan Tuhan memberi manusia halangan ini ? Kuasa yang begitu kuat sampai2 manusia dibuat bisa menghentikan hal yang sedang dikerjakan.

Apakah perasaan halangan ini yang malah benar ? Sama seperti perasaan buruk ketika kita melakukan sesuatu. Kita dihalangi melakukan sesuatu karena ada suatu hal yang lebih baik ? ada takdir yang lebih penting ? ada cabang keputusan hidup yang lebih memberi arti/berkualitas dalam hidup kita. Atau kata2 barusan hanya untuk menghibur diri sendiri ?. Lucunya ini terus terjadi dan terjadi, berulang-ulang terjadi. Mungkin ini terlalu skeptis.

Tetapi, apa sih ? APA yang ada dibalik pintu halangan ini ? Apakah pintu ini begitu pentingnya tidak boleh dilewati sehingga perasaan yang menghalangi muncul dengan begitu kuatnya ? Atau ternyata kita sedang dalam persimpangan takdir yang sangat besar.

Kadang kita manusia malah melakukan hal lain, hal2 yang mungkin kita benci. Hal yang mungkin tidak kita sukai atau mungkin kita rasakan this is not good but it'ok, atau this is another good thing to do. Waktu kita sendiri, kita korbankan untuk hal yang kita benci bahkan kadang tidak untuk hal yang kita cintai. Ironis sekali. Dan suatu hari ketika kita telah memukul diri dan mengikuti waktu tanpa melewati halangan itu... Ada sisa pada ingatan perasaan kita, seolah2 diri kita yang masih bersemangat mengerjakan sesuatu itu menoleh ke kita dan kadang kala...



Mengapa diri kita yang sekarang menoleh kebelakang



dan bertanya pada diri kita saat itu :



"Apa yang terjadi kalau aku menyelesaikan hal itu ?"